Tentang Pulau Bali – Pulau Dewata Bali

Pulau Bali atau yang juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini sungguh luar biasa pesona keindahannya juga kekayaan budayanya yang masih sangat kental yang melekat pada penduduknya. Tidak heran kalau Pulau Bali sangat terkenal di dunia, dan banyak sekali wisatawan asing yang mengunjunginya. Hingga hampir setiap obyek wisata di Bali selalu dipenuhi oleh wisatawan asing. Banyak juga wisatawan lokal yang sangat tertarik dengan keindahan pulau Bali ini.

Lebih banyak tentang Pulau Bali

Secara administrasi Propinsi Bali dibagi menjadi 9 daerah tingkat II ( 8 Kabupaten dan 1 Kotamadya) 51 kecamatan,565 desa, dan 79 kelurahan. Secara geografis Propinsi Bali terletak antara 8o03’40” – 8o50’48″ Lintang Selatan dan 114o25’53″- 115o42’40″ Bujur Timur. Relief dan topografinya menunjukkan di tengah – tengah Pulau Bali-terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan itu ada gunung berapi, yaitu Gunung Agung (3.140m) dan Gunung Batur (1.717m).

Selain itu, di Propinsi Bali terdapat empat buah danau, yaitu Danau Beratan (375,6 Ha), Danau Buyan (336 Ha), Danau Tamblingan (110Ha), dan Danau Batur (luas, 1.607,5 Ha). Sungai yang bersumber dari hutan dan danau tersebut kebanyakan mengalir ke daerah selatan,seperti Sungai Unda, Sungai Petanu, Sungai Ayung, Sungai Pulukan, dan Sungai Loloan.

Wilayah Bali termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap enam bulan sekali. Daerah Bali memiliki dua musim, yaitu musim kemarau (April-Oktober) dan musim hujan (Oktober-April ). Temperatur udara bervariasi antara 24,0 derajat Celcius dan 30,8 derajat Celcius. Curah hujan dalam lima tahun terakhir bervariasi antara 893,4 mm terendah dan 2.702,6 mm tertinggi untuk rata-rata tahunan. Kelemban udara berkisar antara 90% dan pada musim hujan bisa mencapai 100%, sedangkan pada musim kering mencapai 60%.

Bali adalah ikon pariwisata Indonesia di mata dunia. Bali merupakan pusat pariwisata di Indonesia dan juga sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata terkemuka di dunia. Bali dikenal para wisatawan karena memiliki potensi alam yang amat indah antara lain, iklim yang tropis, hutan yang hijau, gunung, danau, sungai, sawah serta pantai indah dengan beragam pasir putih dan hitam. Selain itu, Bali lebih dikenal juga karena perpaduan alam dengan manusia serta adat kebudayaannya yang unik, yang berlandaskan pada konsep keserasian dan keselarasan yang telah mewujudkan suatu kondisi estetika yang ideal dan bermutu tinggi.

Bali merupakan salah satu propinsi dari 30 propinsi di Indonesia. Propinsi Bali terdiri dari pulau Bali, pulau Nusa Penida dan pulau-pulau kecil lainnya memiliki wilayah seluas 5.632,86 km2 (0,29% dari luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia). Secara administrasi propinsi Bali terdiri dari 8 Kabupaten, yaitu Badung, Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, Tabanan, Buleleng, Jembrana dan satu Kotamadya Denpasar sebagai pusat ibukota propinsi, 55 Kecamatan, 701 Desa / Kelurahan, 1432 Desa Adat / Desa Pekraman dan 3045 Banjar Adat.

Daerah Bali terletak di antara 7,54 º dan 8,13 º Lintang Selatan dan 114,25 º dan 115,43 º Bujur Timur. Pulau Bali memiliki letak yang strategis karena menghubungkan lalu-lintas darat dan laut antara pulau Jawa dengan kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Bali secara regional juga memiliki letak strategis karena menghubungkan benua Asia dan benua Australia.

Secara geografis pulau Bali memiliki jajaran pegunungan yang terbentang memanjang dari barat ke timur. Di antara pegunungan tersebut sejumlah gunung dengan puncaknya seperti Gunung Agung (3.142 m), Gunung Batur (1.717 m), Gunung Abang (2.152 m), Gunung Batukaru (2.276 m). Gunung Agung dan Gunung Batur merupakan gunung berapi yang kondisinya masih aktif. Di sebelah utara dan selatan pegunungan tersebut terbentang tanah daratan, dengan ujung barat sampai ujung timur mencapai ± 140 km dan ujung utara hingga ujung selatan mencapai ± 80 km.

Danau-danau yang terdapat di pulau Bali adalah Danau Batur (luas 1.607,5 Ha), Danau Beratan (375,6 Ha), Danau Buyan (336 Ha), Danau Tamblingan (110 Ha). Pada umumnya sungai-sungai di Bali yang bersumber dari hutan dan danau tersebut mengalir ke daerah selatan, seperti sungai Unda, sungai Petanu, sungai Ayung, sungai Pulukan, sungai Loloan dan lain-lain.

Daerah Bali dan sekitarnya termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim yang berganti setiap enam bulan sekali. Daerah Bali memiliki dua musim yaitu musim kemarau yang jatuh pada bulan April hingga Oktober dan musim hujan yang berlangsung dari Oktober hingga bulan April. Kelembaban Udara di Bali rata-rata mencapai 79% dan temperatur udara bervariasi antara 24,0 º Celcius dan 32,8 º Celcius. Curah hujan yang terjadi di daerah Bali bervariasi antara dari yang terendah 893,4 mm dan yang tertinggi 2.702,6 mm.

Keadaan fauna di Bali sebagian besar terwujud sebagai fauna yang telah diternakkan, meliputi sapi, kerbau, kambing, babi, kuda, ayam dan itik. Untuk keadaan flora di Bali secara keseluruhan tergolong ke dalam jenis flora tropis. Jenis flora alam yang belum diolah manusia ada beraneka ragam jenis yang tumbuh di hutan-hutan. Sedangkan flora yang sudah diolah mencakup jenis flora yang berhubungan dengan usaha pertanian pangan (padi dan palawija), usaha perkebunan, usaha tanaman pekarangan dan juga tanaman hias. Untuk jenis perkebunan di Bali yang umumnya diolah meliputi kelapa, kopi, cengkeh, tembakau, kapuk, karet, coklat, stroberi, vanili dan jambu mente.

Jumlah penduduk propinsi Bali menurut sensus penduduk tahun 2020 sebesar 4,32 juta orang. Lima sensus sebelumnya mencatat jumlah penduduk di Bali sebagai berikut : sensus pada tahun 1930 tercatat 1.101.029 orang, sensus pada tahun 1961 tercatat 1.782.529 orang, sensus pada tahun 1971 tercatat 2.120.091 orang, sensus pada tahun 1980 tercatat 2. 469.930 orang, sensus pada tahun 2000 tercatat 3.146.999 orang.

Orang Bali atau suku bangsa Bali merupakan salah satu dari suku bangsa yang berdomisili di kepulauan Indonesia. Suku bangsa Bali merupakan satu kelompok atau komunitas manusia yang terikat oleh kesadaran atau kesatuan kebudayaan, baik kebudayaan daerah Bali maupun kebudayaan nasional Indonesia. Rasa kesadaran akan kesatuan kebudayaan Bali diperkuat oleh adanya kesatuan bangsa dan kesatuan agama Hindu. Orang Bali memiliki bahasanya sendiri yaitu bahasa Bali yang mempunyai tradisi sastra baik tulisan maupun lisan, serta didukung oleh sistem aksara tersendiri. Orang-orang Bali yang tradisional akan sangat terikat pada segi-segi kehidupan mereka, yaitu wajib melakukan pemujaan terhadap pura tertentu, wajib untuk satu dalam komunitas, dalam pemilikan tanah diwajibkan dalam satu subak tertentu, wajib pada satu status sosial atas dasar warna, dalam ikatan kekerabatan harus berprinsip patrilineal, wajib untuk keanggotaan ‘sekeha’ tertentu, wajib untuk satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.

Masyarakat dan kebudayaan Bali, baik oleh sebab internal dan eksternal telah mengalami berbagai dinamika dan perubahan. Dinamika dan perubahan tersebut berproses menuruti alur perkembangan tiga tradisi utama yang merupakan refleksi keseluruhan kebudayaan Bali, yaitu ‘tradisi kecil’, ‘tradisi besar’, dan ‘tradisi moderen’. ‘Tradisi kecil’ terdiri dari unsur-unsur kebudayaan Bali yang berasal dari kehidupan pra-Hindu seperti yang tampak dalam segi kehidupan masyarakat penduduk asli Bali (Bali Aga). ‘Tradisi besar’ mencakup unsur-unsur kehidupan masyarakat dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan dengan agama Hindu. Sedangkan ‘Tradisi moderen’ mencakup unsur-unsur yang berkembang sejak jaman penjajahan, kemerdekaan dan era informasi serta globalisasi. Jati diri orang Bali sangat dominan dibentuk oleh kebudayaan Bali yang dijiwai agama Hindu dengan dukungan tiga unsur pokok, yaitu bahasa Bali, kesenian dan lembaga tradisional, serta berlandaskan pada konfigurasi nilai-nilai dasar yang mencakup nilai religius, solidaritas dan estetika.

Keberadaan kebudayaan Bali memiliki akar sejarah yang berawal dari jaman prasejarah hingga berlanjut pada jaman moderen serta peradaban global. Dalam keterbukaannya dengan moderenisasi dan globalisasi, kebudayaan Bali memperlihatkan sifat yang dinamik, selektif, fleksibel dan adaptatif. Secara garis besar periodesasi sejarah kebudayaan Bali berkembang menurut tiga tahapan utama, yaitu jaman kebudayaan prasejarah, jaman pengaruh agama Hindu-Budha, dan jaman pengaruh kebudayaan moderen. Bukti-bukti penemuan menunjukkan bahwa jaman prasejarah Bali berpangkal pada jaman masa berburu dan pada masa mengumpulkan makanan yang tingkat sederhana. Selanjutnya dengan ditemukan bukti berupa alat-alat pada masa berburu, alat-alat pada masa bercocok tanam dan alat-alat pada masa perundagian. Satu komunikasi khusus yang mempunyai arti dalam bagi eksistensi dan perkembangan kelanjutan kebudayaan Bali adalah terjalinnya kebudayaan Bali dengan agama Hindu yang berawal sekitar permulaan tarikh masehi. Komunikasi tersebut kini mewujudkan satu integrasi yang utuh antara tradisi agama dan kebudayaan serta mewujudkan satu konfigurasi budaya yang menjadi identitas masyarakat Bali. Pengaruh kebudayaan Barat yang diperkenalkan Belanda, kemudian berlanjut dalam kerangka integrasi dengan kebudayaan nasional serta keterbukaan secara internasional melalui pariwisata.

Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada di Bali adalah Dinasti Warmadewa sekitar tahun 913. Pada tahun 989 – 1011 memerintah raja Dharma Udayana dari Dinasti Warmadewa tersebut. Beliau memerintah bersama permaisuri Gunapriya Dharmapatni, seorang putri dari Jawa Timur dan dari hasil perkawinannya, lahirlah tiga orang putra yaitu Airlangga, Marakata dan Anak Wungsu. Kemudian sejak tahun 1343, Bali berada dalam kekuasaan kerajaan Majapahit dan pada tahun 1352 berada di bawah kekuasaan Dinasti Kresna Kepakisan yang berkeraton di Samprangan. Setelah beberapa tahun di Samprangan, pada tahun 1380 keraton dipindahkan ke Gelgel dan kemudian dipindahkan lagi ke Klungkung pada tahun 1686. Di samping adanya kekuasaan kerajaan Klungkung, pada saat itu ada juga kerajaan-kerajaan lainnya seperti Gianyar, Karangasem, Bangli, Badung, Tabanan, Jembrana dan Mengwi. Pada masa-masa itu kerajaan-kerajaan tersebut berperan sebagai pusat-pusat pengembangan kebudayaan.

Sejarah Bali juga mencatat masa kedatangan Islam yang diperkirakan masuk pada abad ke 14. Sedangkan masa kedatangan penjajahan colonial Belanda terjadi pada tahun 1597 dan menurut sejarah peperangan yang terjadi di Bali melawan penjajahan Belanda antara lain perang Buleleng pada tahun 1849, perang Puputan Badung pada tahun 1906 dan perang Puputan Klungkung pada tahun 1908. Kemudian revolusi fisik dengan terjadinya pertempuran besar yang dikenal dengan perang Puputan Margarana pada tanggal 20 Nopember 1946 di bawah pimpinan Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang gugur sebagai Pahlawan Nasional.

BOOKING LAST MINUTE

081-2397-7705

HUBUNGI KAMI SEKARANG JUGA!
Scroll to Top
Scroll to Top